Powered By Blogger

Rabu, 04 Agustus 2010

Produk Insektisida Rumah Tangga

Produk Insektisida Rumah Tangga
Produk insektisida rumah tangga adalah sesuatu yang sudah biasa ada dan merupakan bentuk perlindungan personal untuk melawan/mengendalikan serangga rumah tangga di berbagai belahan dunia. Produknya meliputi aerosol, obat nyamuk bakar, mat, bentuk cair dan umpan.

A.      Tipe Produk Insektisida Rumah Tangga
Beragam bentuk dari insektisida rumah tangga yang ada dapat digunakan untuk melawan serangga rumah tangga. Di daerah yang beriklim sedang, serangga rumah yang memegang peranan penting adalah kecoa, semut, kutu dan di musim panas seperti lalat, nyamuk dan tawon. Pada daerah dengan iklim tropis, nyamuk adalah serangga rumah tangga yang paling penting disamping lalat rumah, kecoa, semut dll. Bahan aktif yang terkandung di dalam insektisida rumah tangga ini harus murah dan efektif dengan tingkat toksisitas yang rendah pada mamalia.
1.         Aerosol
Aerosol adalah produk insektisida rumah tangga yang paling banyak digunakan. Produk ini dapat dibagi menjadi Pembunuh Serangga Terbang (FIK), didunakan untuk melawan nyamuk, lalat dan tawon serta Pembunuh Serangga Yang Merayap (CIK), yang digunakan untuk melawan kecoa, semut, kutu dll. Keduanya juga bisa digunakan bersamaan. FIK dapat berupa atau terdiri dari bentuk minyak dan bentuk cair, dengan bentuk formulasi cair yang umumnya lebih popular dengan konsumen karena memiliki bau tidak sedap yang lebih rendah. Perbedaan utama antara FIK dan CIK adalah pada bahan aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu konsentrasi bahan aktif tersebut dan juga ukuran partikel aerosol yang dikeluarkan. Bahan aktif dari FIK yang paling utama adalah pyrethroids sebagai agen untuk membuat knockdown sedangkan CIK bahan aktifnya berupa residu dari pyrethroids. Kadang – kadang bahan aktif yang sama ditemukan dalam FIK dan CIK, tetapi konsentrasinya biasanya lebih tinggi pada CIK dengan tujuan untuk meninggalkan residu di permukaan.
2.         Obat Nyamuk Bakar
Obat nyamuk bakar paling banyak digunakan di Asia, Afrika dan di daerah Pasifik Selatan.Kandungan obat nayamuk bakar ini dibuat dari campuran bahan yang dapat bekerja secara aktif/cepat dan lambat, diantaranya seperti serbuk gergaji, kulit ari kacang dan pigmen. Kandungan bahan aktifnya berasal dari kelas pyrethroids yang umumnya mempunyai daya knockdown yang cepat. Kandungan bahan aktif pada asapnya diproduksi ketika obat nyamuk ini dibakar dan dapat menghalangi nyamuk serta serangga terbang lain untuk memasuki ruangan. Rata – rata gigitan nyamuk dapat dikurangi sampai dengan 80% berdasarkan kepada luas ruang/kamar yang digunakan dan juga bahan aktif yang digunaka.
3.         Mat
Bentuk mat menjadi popular sejak awal 1980, terdiri dari bentuk lempeng panas dan lempenguap. Bentuk mat ini dibuat dari serat papan yang telah diisi dengan insektisida, penyeimbang, parfum dan pewarna. Lempengan atau mat ini dimasukkan ke dalam soket elektrik dan dipanaskan maksimal dalam temperature 1100 C - 1600 C, tergantung kepada  tipe dari pemanas dan apa yang menyertai atau terdapat dalam mat ini. Ketika dipanaskan, uap insektisida dilepaskan untuk membrikan konsentrasi insektisida yang rendah di udara. Hal tersebut mempengaruhi kemempuan terbang dari serangga dikarenakan pengaruh efek sub letal yang ada dan termasuk mengahalangi serangga untuk memasuki ruangan, menceah gigitan serta membuat knockdown serangga. Paparan lebih lanjut dapat membuat serangga mati. Ukuran dari lempeng/mat ini harus sesuai dengan ukuran pemanas yang ada agar mudah untuk memasukkan dan juga mengeluarkannya. Keuntungan dari pemakaian mat ini daripada obat nyamuk bakar adalah dalam hal bentuk dan juga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Sedangkan kerugiannya adalah bentuk mat ini cenderung lebih mahal daripada obat nyamuk bakar.
4.         Uap Cair Elektrik
Prinsip dari produk ini adalah hampir sama dengan model mat. Terdiri dari pemanas dan sebotol insektisida cair. Cairan tersebut (biasanya berupa larutan hidrokarbon yang dicampur dengan insektisida pyrethroids yang dilarutkan), dibentuk melalui sumbu lampu yang terbuat dari berbagai macam material (karbon, keramik atau serat). Pada akhirnya wick/sumbu lampu tadi diletakkan diantara elemen pemanas. Ketika dipanaskan, insektisida dilepaskan dari wick/sumbu lampu tadi. Sebuah botol insektisida dengan wick di dalamnya, dapat digunakan selama 360 jam dengan pemakaian normal. Dengan teknologi uap mat ini, mat baru harus dimasukkan setiap harinya sedangkan dengan uap cair elektrik ini hanya perlu diganti setiap satu atau dua bulan.
5.         Umpan
Bentuk ini dapat diformulasikan untuk mengontrol semut, kecoa dan lalat rumah. Bentuk formulasinya dapat berupa butiran umpan yang disebarkan, bentuk padat ataupun bentuk gel. Produk ini terdiri dari makanan penarik seperti glukosa dan insektisida tentunya. Umpan yang digunakan untuk kecoa dan semut, bahan aktifnya menggunakan abamectin, boric acid, chlorpyrifos, dichlorvos, fenitrothion, hydramethylnon, propoxur dan sulfuramid.

B    Produk Insektisida Rumah Tangga dan Kesehatan Masyarakat
Produk insektisida rumah tangga telah terkenal, ramah lingkungan dan biayanya murah serta efektif yang merupakan perlindungan untuk personal untuk melawan serangga. Survei yang banyak dilakukan diberbagai dunia melaporkan bahwa konsumen menghabiskan banyak uang  dalam beberapa tahun ini untuk suatu jenis bahan kimia tertentu. Penggunaan insektisida rumah tangga ini adalah bentuk dari partisipasi aktif dari masyarakat dalam atau untuk mengendalikan serangga rumah tangga. Sasaran utama dari aplikasi insektisida rumah tangga ini adalah nyamuk dan vector penyakit lainnya, dengan menitik beratkan pada usaha promosi tentang keamanan dan keefektifan insektisida rumah tangga ini sebagai bagian dari kontrol program vector borne disease.

Produk Insektisida Rumah Tangga

Produk Insektisida Rumah Tangga
Produk insektisida rumah tangga adalah sesuatu yang sudah biasa ada dan merupakan bentuk perlindungan personal untuk melawan/mengendalikan serangga rumah tangga di berbagai belahan dunia. Produknya meliputi aerosol, obat nyamuk bakar, mat, bentuk cair dan umpan.

A.      Tipe Produk Insektisida Rumah Tangga
Beragam bentuk dari insektisida rumah tangga yang ada dapat digunakan untuk melawan serangga rumah tangga. Di daerah yang beriklim sedang, serangga rumah yang memegang peranan penting adalah kecoa, semut, kutu dan di musim panas seperti lalat, nyamuk dan tawon. Pada daerah dengan iklim tropis, nyamuk adalah serangga rumah tangga yang paling penting disamping lalat rumah, kecoa, semut dll. Bahan aktif yang terkandung di dalam insektisida rumah tangga ini harus murah dan efektif dengan tingkat toksisitas yang rendah pada mamalia.
1.         Aerosol
Aerosol adalah produk insektisida rumah tangga yang paling banyak digunakan. Produk ini dapat dibagi menjadi Pembunuh Serangga Terbang (FIK), didunakan untuk melawan nyamuk, lalat dan tawon serta Pembunuh Serangga Yang Merayap (CIK), yang digunakan untuk melawan kecoa, semut, kutu dll. Keduanya juga bisa digunakan bersamaan. FIK dapat berupa atau terdiri dari bentuk minyak dan bentuk cair, dengan bentuk formulasi cair yang umumnya lebih popular dengan konsumen karena memiliki bau tidak sedap yang lebih rendah. Perbedaan utama antara FIK dan CIK adalah pada bahan aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu konsentrasi bahan aktif tersebut dan juga ukuran partikel aerosol yang dikeluarkan. Bahan aktif dari FIK yang paling utama adalah pyrethroids sebagai agen untuk membuat knockdown sedangkan CIK bahan aktifnya berupa residu dari pyrethroids. Kadang – kadang bahan aktif yang sama ditemukan dalam FIK dan CIK, tetapi konsentrasinya biasanya lebih tinggi pada CIK dengan tujuan untuk meninggalkan residu di permukaan.
2.         Obat Nyamuk Bakar
Obat nyamuk bakar paling banyak digunakan di Asia, Afrika dan di daerah Pasifik Selatan.Kandungan obat nayamuk bakar ini dibuat dari campuran bahan yang dapat bekerja secara aktif/cepat dan lambat, diantaranya seperti serbuk gergaji, kulit ari kacang dan pigmen. Kandungan bahan aktifnya berasal dari kelas pyrethroids yang umumnya mempunyai daya knockdown yang cepat. Kandungan bahan aktif pada asapnya diproduksi ketika obat nyamuk ini dibakar dan dapat menghalangi nyamuk serta serangga terbang lain untuk memasuki ruangan. Rata – rata gigitan nyamuk dapat dikurangi sampai dengan 80% berdasarkan kepada luas ruang/kamar yang digunakan dan juga bahan aktif yang digunaka.
3.         Mat
Bentuk mat menjadi popular sejak awal 1980, terdiri dari bentuk lempeng panas dan lempenguap. Bentuk mat ini dibuat dari serat papan yang telah diisi dengan insektisida, penyeimbang, parfum dan pewarna. Lempengan atau mat ini dimasukkan ke dalam soket elektrik dan dipanaskan maksimal dalam temperature 1100 C - 1600 C, tergantung kepada  tipe dari pemanas dan apa yang menyertai atau terdapat dalam mat ini. Ketika dipanaskan, uap insektisida dilepaskan untuk membrikan konsentrasi insektisida yang rendah di udara. Hal tersebut mempengaruhi kemempuan terbang dari serangga dikarenakan pengaruh efek sub letal yang ada dan termasuk mengahalangi serangga untuk memasuki ruangan, menceah gigitan serta membuat knockdown serangga. Paparan lebih lanjut dapat membuat serangga mati. Ukuran dari lempeng/mat ini harus sesuai dengan ukuran pemanas yang ada agar mudah untuk memasukkan dan juga mengeluarkannya. Keuntungan dari pemakaian mat ini daripada obat nyamuk bakar adalah dalam hal bentuk dan juga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Sedangkan kerugiannya adalah bentuk mat ini cenderung lebih mahal daripada obat nyamuk bakar.
4.         Uap Cair Elektrik
Prinsip dari produk ini adalah hampir sama dengan model mat. Terdiri dari pemanas dan sebotol insektisida cair. Cairan tersebut (biasanya berupa larutan hidrokarbon yang dicampur dengan insektisida pyrethroids yang dilarutkan), dibentuk melalui sumbu lampu yang terbuat dari berbagai macam material (karbon, keramik atau serat). Pada akhirnya wick/sumbu lampu tadi diletakkan diantara elemen pemanas. Ketika dipanaskan, insektisida dilepaskan dari wick/sumbu lampu tadi. Sebuah botol insektisida dengan wick di dalamnya, dapat digunakan selama 360 jam dengan pemakaian normal. Dengan teknologi uap mat ini, mat baru harus dimasukkan setiap harinya sedangkan dengan uap cair elektrik ini hanya perlu diganti setiap satu atau dua bulan.
5.         Umpan
Bentuk ini dapat diformulasikan untuk mengontrol semut, kecoa dan lalat rumah. Bentuk formulasinya dapat berupa butiran umpan yang disebarkan, bentuk padat ataupun bentuk gel. Produk ini terdiri dari makanan penarik seperti glukosa dan insektisida tentunya. Umpan yang digunakan untuk kecoa dan semut, bahan aktifnya menggunakan abamectin, boric acid, chlorpyrifos, dichlorvos, fenitrothion, hydramethylnon, propoxur dan sulfuramid.

B    Produk Insektisida Rumah Tangga dan Kesehatan Masyarakat
Produk insektisida rumah tangga telah terkenal, ramah lingkungan dan biayanya murah serta efektif yang merupakan perlindungan untuk personal untuk melawan serangga. Survei yang banyak dilakukan diberbagai dunia melaporkan bahwa konsumen menghabiskan banyak uang  dalam beberapa tahun ini untuk suatu jenis bahan kimia tertentu. Penggunaan insektisida rumah tangga ini adalah bentuk dari partisipasi aktif dari masyarakat dalam atau untuk mengendalikan serangga rumah tangga. Sasaran utama dari aplikasi insektisida rumah tangga ini adalah nyamuk dan vector penyakit lainnya, dengan menitik beratkan pada usaha promosi tentang keamanan dan keefektifan insektisida rumah tangga ini sebagai bagian dari kontrol program vector borne disease.

Produk Insektisida Rumah Tangga

Produk Insektisida Rumah Tangga
Produk insektisida rumah tangga adalah sesuatu yang sudah biasa ada dan merupakan bentuk perlindungan personal untuk melawan/mengendalikan serangga rumah tangga di berbagai belahan dunia. Produknya meliputi aerosol, obat nyamuk bakar, mat, bentuk cair dan umpan.

A.      Tipe Produk Insektisida Rumah Tangga
Beragam bentuk dari insektisida rumah tangga yang ada dapat digunakan untuk melawan serangga rumah tangga. Di daerah yang beriklim sedang, serangga rumah yang memegang peranan penting adalah kecoa, semut, kutu dan di musim panas seperti lalat, nyamuk dan tawon. Pada daerah dengan iklim tropis, nyamuk adalah serangga rumah tangga yang paling penting disamping lalat rumah, kecoa, semut dll. Bahan aktif yang terkandung di dalam insektisida rumah tangga ini harus murah dan efektif dengan tingkat toksisitas yang rendah pada mamalia.
1.         Aerosol
Aerosol adalah produk insektisida rumah tangga yang paling banyak digunakan. Produk ini dapat dibagi menjadi Pembunuh Serangga Terbang (FIK), didunakan untuk melawan nyamuk, lalat dan tawon serta Pembunuh Serangga Yang Merayap (CIK), yang digunakan untuk melawan kecoa, semut, kutu dll. Keduanya juga bisa digunakan bersamaan. FIK dapat berupa atau terdiri dari bentuk minyak dan bentuk cair, dengan bentuk formulasi cair yang umumnya lebih popular dengan konsumen karena memiliki bau tidak sedap yang lebih rendah. Perbedaan utama antara FIK dan CIK adalah pada bahan aktif yang terkandung di dalamnya, yaitu konsentrasi bahan aktif tersebut dan juga ukuran partikel aerosol yang dikeluarkan. Bahan aktif dari FIK yang paling utama adalah pyrethroids sebagai agen untuk membuat knockdown sedangkan CIK bahan aktifnya berupa residu dari pyrethroids. Kadang – kadang bahan aktif yang sama ditemukan dalam FIK dan CIK, tetapi konsentrasinya biasanya lebih tinggi pada CIK dengan tujuan untuk meninggalkan residu di permukaan.
2.         Obat Nyamuk Bakar
Obat nyamuk bakar paling banyak digunakan di Asia, Afrika dan di daerah Pasifik Selatan.Kandungan obat nayamuk bakar ini dibuat dari campuran bahan yang dapat bekerja secara aktif/cepat dan lambat, diantaranya seperti serbuk gergaji, kulit ari kacang dan pigmen. Kandungan bahan aktifnya berasal dari kelas pyrethroids yang umumnya mempunyai daya knockdown yang cepat. Kandungan bahan aktif pada asapnya diproduksi ketika obat nyamuk ini dibakar dan dapat menghalangi nyamuk serta serangga terbang lain untuk memasuki ruangan. Rata – rata gigitan nyamuk dapat dikurangi sampai dengan 80% berdasarkan kepada luas ruang/kamar yang digunakan dan juga bahan aktif yang digunaka.
3.         Mat
Bentuk mat menjadi popular sejak awal 1980, terdiri dari bentuk lempeng panas dan lempenguap. Bentuk mat ini dibuat dari serat papan yang telah diisi dengan insektisida, penyeimbang, parfum dan pewarna. Lempengan atau mat ini dimasukkan ke dalam soket elektrik dan dipanaskan maksimal dalam temperature 1100 C - 1600 C, tergantung kepada  tipe dari pemanas dan apa yang menyertai atau terdapat dalam mat ini. Ketika dipanaskan, uap insektisida dilepaskan untuk membrikan konsentrasi insektisida yang rendah di udara. Hal tersebut mempengaruhi kemempuan terbang dari serangga dikarenakan pengaruh efek sub letal yang ada dan termasuk mengahalangi serangga untuk memasuki ruangan, menceah gigitan serta membuat knockdown serangga. Paparan lebih lanjut dapat membuat serangga mati. Ukuran dari lempeng/mat ini harus sesuai dengan ukuran pemanas yang ada agar mudah untuk memasukkan dan juga mengeluarkannya. Keuntungan dari pemakaian mat ini daripada obat nyamuk bakar adalah dalam hal bentuk dan juga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Sedangkan kerugiannya adalah bentuk mat ini cenderung lebih mahal daripada obat nyamuk bakar.
4.         Uap Cair Elektrik
Prinsip dari produk ini adalah hampir sama dengan model mat. Terdiri dari pemanas dan sebotol insektisida cair. Cairan tersebut (biasanya berupa larutan hidrokarbon yang dicampur dengan insektisida pyrethroids yang dilarutkan), dibentuk melalui sumbu lampu yang terbuat dari berbagai macam material (karbon, keramik atau serat). Pada akhirnya wick/sumbu lampu tadi diletakkan diantara elemen pemanas. Ketika dipanaskan, insektisida dilepaskan dari wick/sumbu lampu tadi. Sebuah botol insektisida dengan wick di dalamnya, dapat digunakan selama 360 jam dengan pemakaian normal. Dengan teknologi uap mat ini, mat baru harus dimasukkan setiap harinya sedangkan dengan uap cair elektrik ini hanya perlu diganti setiap satu atau dua bulan.
5.         Umpan
Bentuk ini dapat diformulasikan untuk mengontrol semut, kecoa dan lalat rumah. Bentuk formulasinya dapat berupa butiran umpan yang disebarkan, bentuk padat ataupun bentuk gel. Produk ini terdiri dari makanan penarik seperti glukosa dan insektisida tentunya. Umpan yang digunakan untuk kecoa dan semut, bahan aktifnya menggunakan abamectin, boric acid, chlorpyrifos, dichlorvos, fenitrothion, hydramethylnon, propoxur dan sulfuramid.

B    Produk Insektisida Rumah Tangga dan Kesehatan Masyarakat
Produk insektisida rumah tangga telah terkenal, ramah lingkungan dan biayanya murah serta efektif yang merupakan perlindungan untuk personal untuk melawan serangga. Survei yang banyak dilakukan diberbagai dunia melaporkan bahwa konsumen menghabiskan banyak uang  dalam beberapa tahun ini untuk suatu jenis bahan kimia tertentu. Penggunaan insektisida rumah tangga ini adalah bentuk dari partisipasi aktif dari masyarakat dalam atau untuk mengendalikan serangga rumah tangga. Sasaran utama dari aplikasi insektisida rumah tangga ini adalah nyamuk dan vector penyakit lainnya, dengan menitik beratkan pada usaha promosi tentang keamanan dan keefektifan insektisida rumah tangga ini sebagai bagian dari kontrol program vector borne disease.

Pelayanan Imunisasi

  1. Pelayanan Imunisasi
1.      Pengertian Umum
a.      Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut
b.      Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan
c.      Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlidungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan
d.      Universal Child Immunization yang selanjutnya disebut UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi. Bayi adalah anak di bawah umur 1 tahun
e.      Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.

2.  Sasaran
      Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) melalui pemberian imunisasi meliputi penyakit menular tertentu.
1)      Jenis-jenis penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud meliputi penyakit tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, meningitis meningokokus, haemophilus influenzae tipe b, kolera, rabies, japanese encephalitis, tifus abdominalis, rubbella, varicella, pneumoni pneumokokus, yellow fever, shingellosis, parotitis epidemica.
2)      Jenis-jenis penyakit menular yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah tuberculosis, difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, dan hepatitis B.
Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi:
1)      Imunisasi rutin
a)      Bayi (di bawah satu tahun)
b)      Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil (bumil) dan calon pengantin (catin)
c)      Anak usia sekolah dasar
2)      Imunisasi tambahan: bayi dan anak
Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan:
1)      Imunisasi dasar: bayi
2)      Imunisasi lanjutan
a)      Anak usia sekolah dasar
b)      Wanita usia subur
Sasaran wilayah/lokasi: seluruh desa/kelurahan di wilayah Indonesia.

Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi
Umur
Vaksin
Tempat
Bayi lahir di rumah:
0 bulan
HB1
Rumah
1 bulan
BCG, Polio1
Posyandu*
2 bulan
DPT1, HB2, Polio2
Posyandu*
3 bulan
DPT2, HB3, Polio3
Posyandu*
4 bulan
DPT3, Polio4
Posyandu*
9 bulan
Campak
Posyandu*
Bayi lahir di RS/RB/Bidan Praktik:
0 bulan
HB1, Polio1, BCG
RS/RB/Bidan
2 bulan
DPT1, HB2, Polio2
RS/RB/Bidan#
3 bulan
DPT2, HB3, Polio3
RS/RB/Bidan#
4 bulan
DPT3, Polio4
RS/RB/Bidan#
9 bulan
Campak
RS/RB/Bidan#


Keterangan           *: atau tempat pelayanan lain
                              #: atau posyandu
Pelayanan imunisasi rutin dapat dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain:
a.      Pelayanan imunisasi di komponen statis (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit, dan Rumah Bersalin). Pelayanan ini merupakan pendekatan yang ideal di mana sasaran datang mencari pelayanan
b.      Pelayanan imunisasi rutin dapat juga diselenggarakan oleh swasta seperti:
1)      Rumah sakit swasta
2)      Dokter praktik/bidan praktik

Tabel 2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB dalam Bentuk Terpisah, Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian

Vaksin
Pemberian Imunisasi
Selang Waktu Pemberian Imunisasi
Umur
Keterangan
BCG
1x
-
0-11 bulan

DPT
3x (DPT 1, 2, 3)
4 minggu
2-11 bulan

POLIO
4x (POL 1, 2, 3, 4)
4 minggu
0-11 bulan

CAMPAK
1x
-
9-11 bulan

HEP. B
3x (HEP. B 1, 2, 3)
4 minggu
0-11 bulan
Untuk bayi lahir di RS/Pusk/RB/Rumah oleh Nakes Pelaksana HB segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran, vaksin BCG, Polio diberikan sebelum bayi pulang ke rumah

1.      Persentase Desa yang Mencapai Universal Child Immunization (UCI)
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/ kelurahan dimana minimal 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/ kelurahan tersebut sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11 bulan) meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak.


2.      Cakupan Imunisasi Bayi
Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan bayi, anak, dan balita akibat penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Hepatitis B, dan Campak. 

Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti
1.      Klasifikasi nyamuk Ae. aegypti
Filum: Arthropoda
            Kelas: Insecta
                   Ordo: Diptera
                        Sub ordo: Nematocera
                               Famili: Culicidae
                                    Genus: Aedes
                                          Sub genus: Stegomya
                                                Spesies: Aedes aegypti (Linn)
                                                                    Aedes albopictus (Skutse)
2.      Morfologi
Ae. aegypti  mempunyai morfologi sebagai berikut :
a.      Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.
Ae. aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas yaitu:
1)      Nyamuk berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus), ujung abdomennya lancip.
2)      Berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih pada bagian badannya termasuk kaki-kakinya.
3)      Pada bagian dorsal toraks (mesonotum) terdapat bulu-bulu halus berwarna putih yang berbentuk lire (lire-shaped ornament).
Nyamuk jantan Ae. aegypti mempunyai antena yang memiliki banyak bulu, sehingga disebut antena plumose, sedangkan pada nyamuk betina antena hanya memiliki sedikit bulu yang disebut pilose. Nyamuk jantan setelah berumur satu hari siap untuk melakukan kopulasi dengan nyamuk betina, dan setelah kopulasi dilakukan, nyamuk betina mencari makanan berupa darah manusia atau darah binatang yang diperlukan untuk pembentukan telur. Seekor nyamuk betina Ae. aegypti, 3-4 hari setelah menghisap darah, mampu bertelur sebanyak 80-125 butir dengan rerata 100 butir telur.
Nyamuk Ae. aegypti adalah sub genus Stegomya dengan ciri-ciri : belang-belang putih dan warna putih mengkilap. Pada mesonotum terdapat bentuk menyerupai gada, probosis polos tanpa belang-belang, tarsi berbelang putih.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan mulai dari nyamuk menghisap darah hingga bertelur umumnya antara 3-4 hari. Jangka waktu tersebut disebut sebagai siklus gonotropik (gonotropic cycle).

b.      Kepompong
Kepompong (pupa) berbentuk seperti ’koma’. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibanding larva (jentiknya). Pupa berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain. Pupa Ae. aegypti mempunyai ciri morfologi yang khas yaitu memiliki tabung/terompet pernapasan yang berbentuk segitiga. Jika pupa diganggu oleh gerakan atau tersentuh, akan bergerak cepat untuk menyelam dalam air selama beberapa detik kemudian muncul kembali dengan cara menggantungkan badannya menggunakan tabung pernapasan pada permukaan air di wadh/tempat perindukan. Setelah berumur 1-2 hari, pupa lalu tumbuh menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina. Biasanya nyamuk jantan muncul/keluar lebih dahulu, walaupun pada akhirnya perbandingan jantan-betina (sex ratio) yang keluar dari kelompok telur yang sama, 1:1.

c.      Jentik (larva)
Ada empat tingkat (instar) larva sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu :
1)      Instar I       : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2)      Instar II      : 2,5-3,8 mm
3)      Instar III     : lebih besar sedikit dari larva instar II
4)      Instar IV     : berukuran paling besar sekitar 5 mm
Larva memerlukan empat tahap perkembangan. Jangka waktu perkembangan larva tergantung pada suhu, keberadaan makanan, dan kepadatan larva dalam wadah. Dalam kondisi optimal waktu yang dibutuhkan sejak telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari termasuk dua hari masa pupa. Sedangkan pada suhu rendah, dibutuhkan waktu beberapa minggu.
Larva Ae. aegypti hidup pada air yang jernih dan tenang serta mengandung bahan organik, tidak berkembang pada air yang kotor. Waktu yang dibutuhkan untuk kehidupan larva nyamuk (stadium larva) adalah 7-10 hari. Adapun ciri-ciri khas larva Ae. aegypti adalah sebagai berikut :
1)      Adanya corong udara pada segmen terakhir.
2)      Pada segmen-segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmate hair).
3)      Pada corong udara terdapat pectin.
4)      Adanya sepasang rambut serta jumbai pada corong udara.
5)      Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1-3.
6)      Bentuk individu dari comb scale seperti duri.
7)      Pada sisi thoraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan ada sepasang rambut di kepala.
8)      Adanya corong udara/siphon yang dilengkapi dengan “pectin”.

d.      Telur
   Ae. aegypti akan bertelur setelah menghisap darah. Telur diletakkan satu persatu pada dinding kontainer dekat dengan permukaan air. Telur yang dihasilkan sekitar 100 butir setiap kali bertelur. Pada interval 1-5 hari, telur yang diletakkan seluruhnya berkisar 300-750 butir dan waku yang dibutuhkan untuk bertelur sekitar 6 minggu. Nyamuk Ae. aegypti satu kali bertelur sekitar 10-100 butir, bahkan dapat mencapai sekitar 300-750 butir. Kemampuan telur bertahan dalam keadaan kering membantu kelangsungan hidup spesies dalam kondisi iklim yang tidak menguntungkan.

B.     Siklus Hidup
Nyamuk Ae. Aegypti dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosis sempurna dengan empat stadium, yaitu telur – larva – pupa – dewasa. Tiga stadium pertama hidup dalam air dan stadium dewasa aktif terbang.
Pada keadaan yang optimal siklus hidup nyamuk dibutuhkan ± 16 hari, masing-masing stadium membutuhkan waktu sebagai berikut: stadium telur selama 2-3 hari, stadium larva selama 5-6 hari, stadium pupa selama 2 hari dan 6-7 hari setelah menjadi dewasa nyamuk siap bertelur lagi.

C.     Bionomik
1.      Tempat perindukan
Tempat perindukan ae. Aegypti berupa:
a.      Tempat penyimpanan/penampungan air (TPA) tangki air, bak besar, bak mandi, bak WC, tahang, drum, tempayan, ember, paso/jambangan.
b.      Bukan tempat penyimpanan/penampungan air (non TPA):
1)      Barang-barang bekas: kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, pecahan (piring, gelas, mangkuk), bekas aquarium, bekas kolam ikan dari semen, bekas TPA, bekas tempat mengaduk semen.
2)      Saluran air: talang, saluran air hujan, got semen, saluran WC, lubang kran.
3)      Lain-lain: vas bunga, pot tanaman, tatakan pot, helm/tudung, kolam di taman, patok besi/plastik, perangkap semut, kantung plastik.
c.      Alamiah
Potongan bambu, tempurung kelap, pelepah daun (pisng, keladi, bakung), daun yang jatuh, kulit keong, lubang pada batu, sejenis tumbuhan kantong semar.

D.     Kebiasaan Menggigit
Ae. Aegypti sangat antropofilik, walaupun ia juga bisa makan dari hewan yang berdarah panas lainnya. Sebagai hewan diurnal, nyamuk betina mempunyai dua periode aktivitas menggigit, yaitu pada pagi hari dan selama beberapa jam sebelum gelap. Waktu menggigit lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu antara jam 08.00-12.00 dan jam 15.00-17.00, dan lebih banyak menggigit di dalam rumah daripada di luar rumah.
Jika masa makannya terganggu, Ae. aegypti bisa menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat (multiple biter), dimana keadaan ini sangat membantu dalam memindahkan virus dengue kebeberapa orang sekaligus.

E.     Kebiasaan Beristirahat
Setelah menggigit (menghisap darah) dan selama menunggu pematangan telur, nyamuk Ae.aegypti beristirahat di tempat-tempat gelap, lembab, dan sedikit angin, misalnya di bawah furniture, benda-benda yang bergantung seperti baju dan gorden, serta di dinding.

F.   Jarak Terbang
Penyebaran populasi nyamuk tidak jauh dari perindukannya, tempat mencari mangsa, dan tempat beristirahatnya, sehingga populasinya sebagai cluster dan tidak membentuk populasi homogen. Bentuk minimum  cluster Ae.aegypti adalah dengan diameter 100 m, dikarenakan jarak terbang berkisar 100 m, maka populasi nyamuk tidak hanya terlokalisir tetapi juga terbagi-bagi.